Rabu, 16 April 2014

Proposal Tentang Sultan hasanal bolkiah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang
unik dan menarik bagi perkembangan agama-agama dunia, sehingga hampir
seluruh agama terutama agama besar pernah singgah dan memberi pengaruh
di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk agama Islam.1 Kawasan ini
merupakan tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia terutama
di negara Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Walaupun negara
lainnya seperti negara Myanmar, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam,
Laos, Kamboja, dan Timor Leste termasuk negara minoritas Muslim.
Khusus negara Brunei Darussalam sampai sekarang masih
mempertahankan sistem kesultanan Islam. Dari beberapa negara yang ada di
Asia Tenggara ini, satu-satunya negara yang menerapkan sistem monarki
absolut adalah Brunei Darussalam. Kekuasaan tertinggi berada di tangan
Sultan, selain sebagai Kepala Negara Sultan juga merangkap sebagai Perdana
Menteri dan Menteri Pertahanan.

1 Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011), h. 1.

Pada saat ini Brunei Darussalam dipimpin oleh Sultan Hasanal
Bolkiah. Beliau memiliki gelar kehormatan Kebawah Duli Yang Maha Mulia
Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hasanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah
ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar 'Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien,


Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam.2 Beliau lahir tanggal
15 Juli 1946 M di Bandar Seri Begawan dari hasil perkawinan Sultan Haji
Omar Ali Saifuddin III (Sultan Brunei ke-28) dengan Pengiran Anak Damit.
Hasanal Bolkiah menjadi putra mahkota pada tahun 1961 M dan Sultan pada
5 Oktober 1967 M, setelah ayahnya turun tahta.
Pada masa Sultan Hasanal Bolkiah diperkenalkan sistem Melayu Islam
Beraja (MIB) tepatnya pada tahun 1991 M. Sultan Hasanal Bolkiah
memperkenalkan ideologi konservatif sebagai landasan undang-undang
dalam falsafah negara. Melayu Islam Beraja menjadi identitas dan citra
negara Brunei Darussalam. MIB merupakan ekspresi bahwa Brunei tidak
bergeser dari tradisi lama yang bersifat Kesultanan. Hal ini sesuai dengan
titah Sultan dalam surat kabar resmi pemerintah yang menjelaskan tentang
Melayu Islam Beraja, yaitu:

2 Fathimatuz Zahroh, Sultan Hasanal Bolkiah, http://profil.merdeka.com/mancanegara/s/
sultan-hasan-bolkiah/, diunduh tanggal 29 Oktober 2013.
3Helmiati, Op.cit, h. 226.

 “Kerajaan Islam Melayu menyerukan kepada masyarakat untuk setia
kepada rajanya, melaksanakan Islam dan menjadikannya sebagai jalan hidup
serta menjadikan kehidupan dengan mematuhi segala karakteristik dan sifat
sejati bangsa Melayu Brunei Darussalam, termasuk menjadikan bahasa
Melayu sebagai bahasa utama”.3


Di samping itu, pada masa kepemimpinan Sultan Hasanal Bolkiah
Brunei Darussalam juga menjadi salah satu negara kaya di dunia. Negara ini
kaya akan minyak dan gas bumi dengan produksi 150 ribu barel perhari,


cadangan minyaknya diperkirakan baru akan habis pada akhir abad ke 21 M.4
Pendapatan negara Brunei Darussalam mencapai USS 48.714 pada tahun
2012, menempati posisi ke lima negara terkaya di dunia. Dengan kekayaan
yang dimiliki negara Brunei Darussalam, dapat memberikan kesejahteraan
kepada warganya. Hal ini terlihat dari kehidupan masyarakat yang sejahtera
dan juga mereka diberikan pelayanan kesehatan gratis dari pemerintah bagi
semua usia, hal ini terlihat jika fasilitas di dalam negeri tidak mencukupi
maka pasien dikirim ke luar negeri dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh
pemerintahan Brunei Darussalam.

4 Harian Haluan, 6 Oktober 1992, “Brunei Rayakan 25 Tahun Tahta Kesultanan
Bolkiah”, Halaman IV.

5Edi Suwantoro, Pilih SBY Atau Sultan Brunei?, http://m.kompasiana.com/post/read
/551704/1, diunduh 29 0ktober 2013.

Kesejahteraan lain masyarakat tidak dibebani membayar segala
bentuk pajak, bahkan warga negara Brunei juga memperoleh bensin
bersubsidi dan makanan bersubsidi dari pemerintah. Gas untuk memasak juga
gratis di Brunei Darussalam dan langsung disalurkan ke dapur warganya dan
tidak perlu membeli tabung gas serta infrastruktur jalan yang sangat bagus.
Pemerintah Brunei Darussalam juga memberikan jaminan hari tua kepada
warganya, selain itu juga diberi santunan kepada para janda, anak yatim dan
orang cacat.5

Di bidang pendidikan warga Brunei menikmati pendidikan gratis,
mulai dari tingkat dasar sampai ke menengah atas. Siswa yang berprestasi
dikirim ke luar negeri, terutama Inggris dan Australia dengan beasiswa serta


uang saku dari pemerintah. Untuk lebih memajukan pendidikan, sultan
membangun lembaga pendidikan tinggi, diantaranya Universiti Brunei
Darussalam (UBD).
Untuk lebih menyejahterakan masyarakat pemerintah melakukan
kebijakan, yakni memberikan hak kepada setiap warga Brunei Darussalam
untuk memiliki rumah dengan memberikan pinjaman dengan bunga yang
sangat rendah guna membangun rumah impian bagi warga negaranya.

Selain dari itu, Sultan Hasanal Bolkiah dalam sebuah majalah Fortune
New York, berada ditingkat pertama orang terkaya dunia versi Fortune untuk
keenam kalinya berurutan sampai tahun 1992 M. Kekayaannya adalah
sebesar 37 milyar dolar,6 dan sekarang ini Sultan Hasanal Bolkiah menempati
posisi kedua Sultan terkaya di dunia.
Dari sekian banyak Sultan yang memerintah, pada masa Sultan
Hasanal Bolkiah inilah merupakan masa kemajuan Kesultanan Brunei
Darussalam. Hal ini terlihat dari kemajuan ekonomi, pendidikan, teknologi
serta kesejahteraan yang diberikan kepada warga negara Brunei Darussalam.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk
membuktikan usaha Sultan Hasanal Bolkiah semasa pemerintahannya,
dengan judul “Kiprah Sultan Hasanal Bolkiah (1967-2013)”

6Harian Haluan, 21 Agustus 1992, “Sultan Bolkiah Brunai Masih Terkaya Nomor Satu di
Dunia”, Halaman X.




B. Rumusan dan Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, yaitu bagaimana kiprah
Sultan Hasanal Bolkiah semasa pemerintahnnya.?

Agar tidak menyimpang dari rumusan masalah maka dalam penelitian
ini perlu adanya batasan masalah, yaitu:

1. Batasan Temporal


Batasan waktu dalam penulisan ini yaitu pada tahun 1967-2013
M. Tahun 1967 M merupakan awal Sultan Hasanal Bolkiah menaiki tahta
Kesultanan di Brunei Darussalam. Sedangkan tahun 2013 M merupakan
batas akhir dari penelitian.

2. Batasan Spasial


Adapun yang menjadi tempat atau lokasi dari penelitian ini yaitu
di wilayah Brunei Darussalam.

3. Batasan Tematis
a. Bagaimana usaha Sultan Hasanal Bolkiah di dalam
pemerintahannya?
b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan Sultan
Hasanal Bolkiah?





C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Setiap suatu tindakan mempunyai tujuan yang jelas karena
berhasilnya sesuatu ditentukan sejauhmana pencapaian tujuan yang telah
ditentukan, dalam penelitian ini bertujuan:

1. Untuk menjelaskan usaha Sultan Hasanal Bolkiah dalam di dalam
pemerintahannya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keberhasilan Sultan Hasanal
Bolkiah.
3. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Humaniora
(S.Hum) di Fakultas Adab dan Humaniora IAIN IB Padang.


Adapun kegunaan penelitian ini, di antaranya diharapkan:

1. Menambah wawasan penulis berkaitan dengan Islam di Asia Tenggara.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan atau perbandingan peneliti selanjutnya.
3. Dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan bacaan bagi perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora secara khusus dan perpustakaan institut
secara umum.
4. Sebagai sumbangan pemikiran bagi mahasiswa Fakultas Adab dan
Humaniora IAIN Imam Bonjol Padang.











D. Penjelasan Judul


Untuk menghindari kekeliruan dalam judul skripsi ini, maka penulis
menjelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan kiprah dan keberhasilan
Sultan Hasanal Bolkiah.

Kiprah

:

Gerakan cepat dan dinamis, derap kegiatan,
melakukan kegiatan dengan semangat tinggi, serta
berusaha dengan giat.7 Dalam hal ini maksudnya
adalah usaha yang dilakukan oleh Sultan Hasanal
Bolkiah selama pemerintahannya.

Sultan Hasanal
Bolkiah



Sultan Yang Dipertuan Agung Negara Brunei
Darussalam, Sultan ke-29 yang masih menjabat
sampai sekarang ini.



7 Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 435

Jadi, maksud dari judul penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh
Sultan Hasanal Bolkiah selama pemerintahannya di Brunei Darussalam.

E. Tinjauan Kepustakaan


Sebagaimana pemaparan dalam rumusan masalah, kajian ini
memfokuskan pada usaha Sultan Hasanal Bolkiah selama pemerintahannya.
Untuk bahan yang dijadikan sebagai perbandingan, penulis menemukan
beberapa penelitian yang telah dikaji sebelumnya, diantaranya yaitu skripsi
oleh Cici Marlianti, Fakultas Ilmu Budaya Adab jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam. Judul skripsinya Sistem Pemerintahan Brunei


Darussalam. Pada skripsinya yang menjadi fokus pembahasan yaitu tentang
sejarah proses masuk dan berkembangnya Islam di Brunei Darussalam serta
sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Sultan Hasanal Bolkiah.

Skripsi Bahriyatul Arif tentang Protektorasi Inggris Terhadap
Kesultanan Brunei Darussalam (tahun 1888), fokus pembahasannya
mengenai latar belakang protektorasi Inggris, dampak protektorasi Inggris
dalam bidang politik, ekonomi, serta respons masyarakat Sabah dan Serawak
terhadap Inggris.

Beberapa buku lain yang terkait dengan penelitian yang akan penulis
dalami diantaranya buku yang dikarang Sabihah Osman, dkk, dengan judul
Sejarah Brunei Menjelang Kemerdekaan, di dalam buku tersebut
memaparkan sejarah awal Kesultanan Brunei, Brunei masa protektorasi
Inggris serta perjuangan Brunei dalam memperoleh kemerdekaan. Buku ini
juga membahas tentang Sultan Haji Omar Ali Saifuddien yang merupakan
ayah Sultan Hasanal Bolkiah. Pada masa Sultan Omar ini digagas
perlembagaan Brunei 1959 yang masih bertahan sampai sekarang di Brunei.

Sharon Siddiqi dalam karyanya Brunei Darussalam: Sebuah Bangsa
Religius Yang Potensial. Buku tersebut membahas tentang bentuk-bentuk
kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Berkaitan dengan Brunei Darussalam
membicarakan bentuk-bentuk kebangkitan Islam yang meliputi berbagai
sektor.


Helmiati, Judul bukunya Sejarah Islam Asia Tenggara. Di dalam buku
tersebut membahas tentang 11 negara Asia Tenggara, berkaitan dengan
proses masuk dan berkembangnya Islam di negara-negara tersebut. Berkaitan
dengan Brunei Darussalam, di dalam buku tersebut memaparkan tentang
Brunei awal sejarah, proses masuk dan berkembangnya Islam di Brunei serta
perkembangan kontemporer Islam di Brunei.

Saifullah di dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia
Tenggara membahas tentang 11 negara di Asia Tenggara yang memfokuskan
kajian mengenai sejarah masuk dan berkembangnya Islam di masing-masing
negara tersebut. Kondisi masing-masing negara masa penjajahan bangsa
Eropa, perjuangan memperoleh kemerdekaan, serta bagaimana kondisi
minoritas muslim masa pemerintahan masing-masing negara.

Dari beberapa kajian terdahulu belum ada kesamaan dengan masalah
yang akan penulis teliti. Di dalam Penelitian ini penulis akan membahas lebih
mendalam tentang usaha Sultan Hasanal Bolkiah selama pemerintahannya.

F. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
sejarah, dengan langkah-langkah yaitu:

1. Heuristik


Sesuai dengan penelitian sejarah, langkah pertama yang
dilakukan adalah mengumpulkan sumber primer dan sekunder. Sumber


primer dalam masalah ini yaitu Sultan Hasanal Bolkiah sendiri atau
tulisan yang ditulis langsung oleh Sultan serta tulisan-tulisan yang
dikeluarkan oleh Istana Nurul Iman.

Sedangkan Sumber sekunder akan ditelusuri melalui kajian yang
ada di perpustakaan seperti skripsi, buku-buku, dokumen, baik dalam
bentuk arsip atau manuskrip, artikel, koran, program pdf, sumber tertulis
yang tidak diterbitkan, video, serta situs internet yang berkaitan dengan
Sultan Hasanal Bolkiah.

2. Kritik sumber


Kegiatan pengujian sumber dilakukan guna mengetahui keaslian
(otentisitas) sumber yaitu dengan kritik eksternal. Langkah selanjutnya
adalah melakukan kritik internal yaitu menguji kesahihan (kredibilitas)
sumber, sehingga diperoleh suatu fakta yang valid.

3. Sintesis


Setelah fakta diperoleh, langkah selanjutnya yaitu mencari
hubungan masing-masing fakta. Fakta-fakta tersebut dijadikan sebagai
data dalam penulisan karya ilmiah. Data tersebut membentuk thesis
(kesimpulan), jika data tersebut ada gugatan (anti thesis) mengenai
keakuratannya maka dilakukanlah sintesis. Setelah diperoleh fakta,
kemudian fakta diklasifikasikan (sintesis eksternal), kemudian dianalisis
dengan menemukan kaitan antara satu fakta dengan fakta lainnya
(sintesis internal).


4. Penulisan


Penulis berusaha untuk memaparkan hasil penelitian yang
diperoleh, sehingga dapat ditulis dan dirangkai menjadi sebuah karya
ilmiah. Bentuk penulisan berupa deskriptif-naratif serta tidak menutup
kemungkinan dilakukan penulisan berupa deskriptif-analisis.

G. Sistematika Penulisan


Sebagai pedoman bagi penulis dalam penulisan skripsi ini, maka
penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I

:

Pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan dan
batas masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan
judul, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika
penulisan.

BAB II

:

Mengenal Brunei Darussalam yang mencakup tentang
monografi Brunei Darussalam, sejarah Brunei Darussalam dan
kondisi Brunei Darussalam sebelum Sultan Hasanal Bolkiah.

BAB III

:

Kiprah Sultan Hasanal Bolkiah di Brunei Darussalam yang
mencakup tentang: riwayat hidup Sultan Hasanal Bolkiah,
kiprah Sultan Hasanal Bolkiah selama pemerintahannya, dan
faktor-faktor penyebab keberhasilan Sultan Hasanal Bolkiah.

BAB IV

:

Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.