Kamis, 05 Juni 2014

Dinasti Ayyubiyyah



MAKALAH
SEJARAH dan KEBUDAYAAN ISLAM IV
Tentang
DINASTI AYYUBIYYAH
                                                                                                                   


Oleh:

Elvi Susanti         : 110.066
Desta irwani        : 110.154
Nuraida               : 110.070
Pipit Ulansari      : 110.


JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (A)
FAKULTAS ADAB
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M
PENDAHULUAN

Dinasti Ayyubiyyah di dirikan oleh Shalahuddin, atau lebih dikenal dengan nama Saladin di Eropa. Dinasti ini berdiri setelah berhasil menggulingkan Daulah Fathimiyyah di Mesir.
Dalam makalah ini akan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1.      Latar belakang berdirinya Dinasti Ayyubiyyah?
2.      Perkembangan peradaban Islam masa Dinasti Ayyubiyyah?
3.      Keruntuhan Dinasti Ayyubiyyah?
Jawaban dari beberapa pertanyaan diatas akan pemakalah paparkan pada bab selanjutnya.













PEMBAHASAN
Dinasti Ayyubiyyah (1172-1250 M)

1.      Latar Belakang Berdiri Dinasti Ayyubiyyah

Bapak Dinasti Ayyubiah berasal dari suku Kurdi Hadzbani. (Bosworth,1980: 86). Dinasti Ayyubiyyah adalah dinasti muslim dari bangsa  Kurdi yang menguasai Mesir, Suriah, Yaman (kecuali pegunungan utara), Diyar Bakr, Makkah, Hijaz dan Irak Utara pada abad ke-12 dan13.
Dinasti Ayyubiyyah didirikan oleh Shalahuddin al-Ayubbi yang bersama Syirkuh menaklukkan Mesir untuk raja Zengiyyah Nuruddin dari Damaskus pada 1169. Nama ini berasal dari ayah Salahuddin, Najm Ad-Din Ayyub. Pada tahun 1171, Shalahuddin menggulingkan khalifah Fathimiyyah terakhir. Ketika Nur Ad-din meninggal pada 1174, Shalahuddin menyatakan perang terhadap anak lelaki muda Nuruddin, As-Salihismail, dan menguasai Damaskus. Ismail melarikan diri ke Aleppo, dimana ia terus berjuang melawan Shalahuddin hingga terbunuh pada 1181. Setelah itu, Shalahuddin mengambil alih kawasan pedalaman hingga seluruh Suriah, dan menakluki jazirah di Irak Utara. Pencapaian terbesarnya adalah mengalahkan Tentara Salib dalam pertempuran Hattin dan penaklukan Baitulmuqaddis pada 1187. Shalahuddin meninggal pada 1193 setelah menandatangi perjanjian dengan Richard I dari Inggris yang memberi kawasan  pesisir dari Ashkelon hingga Antiokhia kepada Tentara Salib.
Setelah kematian Shalahuddin, anak lelakinya berebut pembagian kekaisaran, hingga pada 1200 adik Shalahuddin, al-Adil, berhasil mengambil alih atas seluruh kekaisaran. Proses yang sama terjadi pada kematian al-Adil pada 1812, dan pada anak lelakinya al-Kamil yang meninggal 1238, tetapi Ayyubiyah tetap kuat. Pada 1250 Turanshah, sultan Mesir Ayyubiyah terakhir, telah dibunuh dan digantikan oleh jendral budak mamluknya Aibek, yang mendirikan Bahri.
Ayyubiyyah terus menguasai Damaskus dan Aleppo hingga tahun 1260 ketika mereka dikuasai oleh Mongol dan setelah kekalahan Mongol di Ain Jalut, seluruh Suriah jatuh ke Mamluk. (id.wikipedia.org/../dinasti_ayyubiyyah)

2.      Sultan Dinasti Ayyubiyyah
Dinasti Ayyubiyah yang berkuasa selama 90 tahun, mempunyai 10 orang sultan.
a.    Shalahuddin Yusuf (1174-1193 M)
b.    Al-azzis Ibn Lhalahuddin (1193-1198 M)
c.    Mansyur Ibn Al-azzis (1198-1199 M)
d.   Al-adil I Ahmad Ibn Ayyub (1199-1218 M)
e.    Al-kamil I (1218-1240 M)
f.     Al-adil II (1238-1240 M)
g.    Sholeh Najmuddin (1240-1249 M)
h.    Muazzham Tauran Ibn Sholeh (1249-1249 M)
i.      Syajarat al-Durr istri Malik Sholeh (1249-1249 M)
j.      Asyraf Ibn Yusuf (1249-1250 M). (Sunanto, 2003:154)

3.      Perkembangan Peradaban Islam Masa Dinasti Ayyubiyyah

a.       Bidang Arsitektur dan Pendidikan
Penguasa Ayyubiyyah telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya Madrasah al-Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab hukum dalam sebuah lembaga madrasah. Dibangunnya Dar Al Hadist Al-Kamilah juga dibangun 1222 M untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum Sunni.
Sedangkan dalam bidang arsitek dapat dilihat pada monumen bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, serta istana-istana yang di bangun menyerupai gereja.
b.      Bidang Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkritnya adalah Adelasd Of Bath yang telah diterjemahkan, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Dibidang kedokteran telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.
c.       Bidang Industri
Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.
d.      Bidang Perdagangan
Bidang ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara-negara yang dikuasai Ayyubiyyah. Di Eropa terdapat perdagangan Agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, termasuk letter of credit (LC), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas.
e.       Bidang Militer
Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan sebagainya, ia juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu, adanya perang salib telah membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual, misalnya dengan adanya irigasi. (agus-makalh.blogspot.com/2010/01/d...)
Di masa pemerintahan  Shalahuddin, ia membina kekuatan militer yang tangguh  dan perekonomian yang bekerjasama dengan penguasa muslim di kawasan lain. Ia juga membangun tembok kota sebagai benteng pertahanan di kairo dan bukit Muqattam. Pasukannya juga diperkuat oleh pasukan oleh pasukan barbar, turqi, dan afrika. Di samping digalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan.
Langkah-langkah yang dilakukan shalahuddin:
1)        Melancarkan jihad terhadap Tentara Salib di Palestina
2)        Mempersatukan tentara Turki, Kurdi dan Arab di jalan yang sama.

4.      Perjungan Shalahuddin

a.    Periode pertama
Shalahuddin pertama kali sebagai prajurit biasa di Mesir pada tahun 1164 M. Shalahuddin berjuang menghadapi Tentara Salib yang ingin menguasai Mesir. Khalifah al-Adhid mempercayakan jabatan menteri kepada Shalahuddin, ketika khalifah al-Adhid meninggal Shalahuddin diangkat sebagai penguasa Mesir.
b.    Periode kedua (1174-1186 M)
Untuk mempertahankan diri melawan pengikut Fathimiyyah di Mesir dan melawan bahaya Perang Salib di Syria Palestina Shalahuddin mendirikan benteng kairo diatas bukit Muqattam yang paling barat.
c.    Periode ketiga (1186-1193 M)
Masa ini digunakan untuk perang suci untuk melawan Tentara Salib. Kebijaksanaan Shalahuddin adalah membentuk persatuan negara Arab untuk mengusir orang Salib. (Sunanto, 2003:153)
5.      Kemunduran Dinasti Ayyubiyyah
Sepeninggal al-Kamil tahun 1238 M, Dinasti Ayyubiyah terkoyak oleh pertentangan-pertentangan intern. Serangan Salib ke-enam dapat diatasi, dan pimpinannya, raja perancis ST. Louis ditangkap. Namun pada tahun 1250 M keluarga Ayyubiyyah diruntuhkan oleh sebuah pemberontakan oleh salah satu resimen  budak (mamluk) nya, yang membunuh penguasa terakhir Ayyubiyyah, dan mengangkat salah seorang pejabat Aybeng menjadi sultan baru.
Keruntuhan ini terjadi di dua tempat, di wilayah Barat Ayyubiyyah berakhir oleh serangan Mamluk, sedangkan di Syiria dihancurkan oleh pasukan Mongol. Dengan demikian berakhirlah riwayat Ayyubiyyah oleh Dinasti Mamluk. Dinasti yang mampu mempertahankan pusat kekuasaan dari serangan bangsa Mongol.


PENUTUP

1.      Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat simpulkan:
a.       Latar Belakang Berdirinya Dinasti Ayyubiyyah
Pendiri Dinasti Ayyubiyyah adalah Shalahuddin Al-Ayubbi. Awal berdirinya adalah dari penaklukan Mesir oleh Shalahuddin dengan menaklukkan Khalifah Fathimiyyah.
b.      Perkembangan Peradaban Islam Masa Dinasti Ayyubiyyah
Perkembangan peardaban Islam pada masaa ini cukup berkembang pesat dalam berbagai aspek, seperti dalam bidang pendidikan, militer, arsitektur, perdagangan dan lain sebagainya.
c.       Kemunduran Dinasti Ayyubiyyah
Suatu kekuasaan jika mengalami masa kegemilangan pasti pada akhirnya kan tiba pada keruntuhan, karena tidak ada yang kekal di dunia ini. Yang kekal hanyanya allah SWT.
Adapun penyebab dari keruntuhan Dinasti Ayyubiyyah adalah selain dari faktor intern juga karena faktor ekstern. Faktor intern dari keruntuhan Ayyubiyyah ini adalah adanya pemberontakan dari budak yang membunuh sultan terakhir Dinasti Ayyubiyyah. Sedangkan faktor ekstern keruntuhan Ayyubiyyah adalah karena serangan bangsa Mongol dan Dinasti Mamluk.

2.      Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu  kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa pemakalah harapkan, yang nantinya dapat dijadikan sebagai titian usaha perbaikan lebih lanjut.


DAFTAR PUSATAKA


agus-makalah.blogspot.com/2010/01/d...

Bosworth.C.E. 1993. Dinasti-Dinasti Islam. Bandung: Mizan anggota Ikapi. (terjemahan, The Islamic Dynasties. Karya Bosworth, terbitan Edinburgh University Press, Edinburgh,1980)
id.wikipedia.org/../dinasti_ayyubiyyah
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Bogor: Kencana

1 komentar: