MAKALAH
SEJARAH
KEBUDAYAAN ASIA TENGGARA PRA ISLAM
Tentang
KEBUDAYAAN PHILIPINA PRA
ISLAM
Oleh:
Elvi Susanti : 110.066
Dosen pembimbing:
Drs. Herman, M. Si
Erasiah, S.Hum, MA
JURUSAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM (A)
FAKULTAS ADAB
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M
A.
PENDAHULUAN
Secara geografis, A. Reid berpendapat bahwa, tidak ada
suatu kawasan geografis yang sangat berbeda dari kawasan-kawasan lainnya di Asia
Tenggara. Terdapat banyak hubungan dagang diantara kawasan tersebut dan
walaupun terdapat berbagai suku bangsa dan bahasa, terdapat pula banyak
persamaan. Ini disebabkan karena kesatuan geografis dan juga iklim. Unsur bahan
makanan, misalnya, didominasi oleh beras dan ikan, dan sangat sedikit oleh
hewan ternak dan susu. Sementara itu, kebiasaan atau mengunyah sirih juga
terlihat agak umum. (Reid, 1992: xvi)
Menurut Mar Borrhwick membagi dua kawasan Asia
Tenggara yaitu Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Lautan. Adapun negara
yang termasuk dalam Asia Tenggara daratan adalah Thailand, Vietnam, Malaysia, Kamboja,
Myanmar. Sedangkan kawasan Asia Tenggara Lautan yaitu, Indonesia, Singapura, Brunai
Darussalam, dan Philipina.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan kawasan Asia
Tenggara Lautan, khususnya negara Philipina. Penulis juga akan memaparkan
beberapa hal yang berkaitan dengan Philipina, yaitu;
1.
Bagaimana Sejarah Philipina?
2.
Letak geografis nya?
3.
Bagaimana kebudayaannya?
4.
Sistem pemerintahan,
kepercayaan di Philpiina?
Pembahasan serta penjelasan dari beberapa point di
atas akan pemakalah uraikan satu persatu pada pembahasan selanjutnya.
B.
PEMBAHASAN
Negara Philipina sebuah negara yang terdiri dari
beberapa pulau besar-kecil, yang paling besar adalah pulau Luzon dan Mindanao,
yang merupakan dua pertiga dari seluruh Philipina. Pulau lainnya adalah Mindaro,
Panay, Negros, Cebu, Bohol, Leyte, Samar, serta Pulau Palawan. (Syaifullah,
2008: 128)
Pada tahun 1310 M ditemukan sebuah batu nisan atas
nama Miqbal di Badatto, tidak jauh dari Jolo, pulau Sulu. Penemuan batu nisan
inilah yang dijadikan sebagai salah satu bukti arkeologis masuk dan
berkembangnya Islam di Philipina.(Syaifullah, 2008:129). Jadi dapat pemakalah
simpulkan bahwa sebelum abad ke-14, atau sebelum tahun 1310 M, adalah masa
Philipina pra Islam.
1.
Sejarah
Negara ini mendapat nama Philippines
(Philipina) dari penjajah Spanyol yang mengambil nama raja mereka pada ketika
itu yaitu, Raja Philip II. Nama ini diberikan oleh penjelajah Spanyol, Ruy Lopez de Villabolos pada
mulanya hanya ditujukan kepada Pulau Leyte dan Pulau Samar saja, tetapi lama kelamaan nama
"Las Islas Filipinas" digunakan untuk merujuk keseluruhan kepulauan
tersebut. Lama sebelum itu nama yang pernah digunakan adalah "Islas del
Poniente" yang bermaksud Kepulauan Di Bagian Barat atau nama yang
diberikan oleh Ferdinand
Magellan, penjelajah pertama Eropa yaitu, "San Lazaro".
Ferdinand magellan,
berkebangsaan portugis mencari kemungkinan adanya selat di tengah-tengah benua
amerika yang memungkinkan orang untuk belajar dari spanyol melalui amerika
menuju ke maluku dengan tujuan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di
maluku. Dalam usaha ini magalhaes menyeberangi lautan atlantik serta menemukan
selat, menyeberangi lautan teduh atau lauatan pasifik, dinamakan lautan teduh
karena lautan itu tampak tenang dan damai. Dan akhirnya sampai di pulau cebu,
salah satu pulau di philipina pada tahun 1521. Seorang opsir magalheis,
sebastian del cano meneruskan perjalanannya sampai di spanyol. Semua ini
merupakan pelayaran yang pertama mengelilingi dunia (1519-1522). (Soebatardjo,
43-44)
Philipina adalah salah satu
bangsa serumpun di kawasan Asia Tenggara, berasal dari nenek moyang yang sama,
yaitu Deutero Melayu. Bahasa yang digunakan oleh bangsa Philipina adalah bahasa
Austronesia (Melayu), serumpun dengan negara Malaysia, Indonesia, Vietnam
sebelah tenggara, dapat dikatakan berasal dari leluhur yang sama. (Reid, 1992:
6)
2. Letak geografis
Negara Philipina memiliki ibukota yaitu Manila, secara
astronomis terletak antara 50 LU-210 LU dan 1170
BT-1260 BT. Secara geografis Philipina berbatasan dengan wilayah:
Utara :
Myanmar dan Laos
Timur :
Laos, Kamboja, dan Teluk Siam
Selatan :
Malaysia
Barat :
Myanmar dan Samudera Hindia
3. Kepercayaan
Wilayah Asia Tenggara pra Islam termasuk Philipina
(pulau Jolo), sistem kepercayaannya adalah menyembah berhala dan Animisme.(Syaifullah,2008:
130) Animisme adalah kepercayaan bahwa di alam sekeliling tempat tinggal
manusia diam berbagai macam ruh serta manusia memuja roh tersebut.
Sebagian dari daerah Philipina pernah menjadi jajahan
dari Sriwijaya pada abad ke-12 dan Majapahit pada abad ke-14. (seobatardjo, ..:
43). Philipina banyak mendapat pengaruh dari indonesia seperti agama hindu,
buddha dan sawah. Pada abad ke-15 agama islam masuk ke philipina melalui
indonesia. Orang islam di philipina bagian selatan disebut moros, moros adalah
gelar yang diberi oleh orang spanyol.
. Sriwijaya mendapat pengaruh dari india terutama
agama hindu dan di ikuti oleh agama buddha. Ajaran buddha aliran buddha
hinayana dan buddha mahayana juga berkembang di sriwijaya. Sriwijaya pada
masanya menjadi pusat perdagangan di asia tenggara.
Warisan
terpenting Sriwijaya adalah bahasanya. Selama berabad-abad, kekuatan ekononomi
dan keperkasaan militernya telah berperan besar atas tersebarluasnya penggunaan
Bahasa Melayu Kuno di Nusantara. (Southeast
Asia Digital Library: About Malay). Hal ini juga memungkinkan tersebarnya penggunaan bahasa
melayu kuno di philipina. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa philipina
mendapat pengaruh dari kerajaan sriwijaya.
Sebelum
kita melihat pengaruh kerajaan majapahit terhadap wilayah philipina, terlebih
dahulu melihat kebudayaan-kebudayaan dari kerajaan majapahit tersebut. Majapahit
merupakan kerajaan hindu-buddha. Jika kita amati majapahit merupakan produsen
barang dagangan sehingga perekonomian majapahit maju. Pada masa pemerintahan
hayam wuruk majapahit mengalami masa kejayaan dan nenguasai kerajaan-kerajaan
di semenanjung malaya, borneo, sumatera, bali dan philipina. (http://blog.re.or.id/sejarah-kejayaan-kerajaan-majapahit.htm)
4. Kebudayaan
Wilayah
Asia Tenggara yang terletak dalam kawasan geografis yang sama menyebabkan
kebudayaan yang sama antar wilayah Asia Tenggara termasuk daerah Philipina.
Baik kebudayaan fisik maupun kebudayaan non fisik. Sebagai contoh, kebudayaan
fisik, adanya kesamaan tradisi seperti sepak raga, makan sirih, sabung ayam.
Serta bentuk rumah yang sama yaitu rumah panggung, dimana tujuan rumah ini
dibangun pada masa itu adalah untuk menghindari serangan binatang buas dan
banjir. Sedangkan contoh dari kebudayaan non fisik adalah dari segi kepercayaan
yang menyembah roh nenek moyang.
Bahay Kubo merupakan rumah tradisional yang
terkenal di Philipina. Ia diperbuat daripada gabungan daun pokok kelapa, nipah, dan buluh.
Terdapat juga tanglung yang digubah berbentuk bintang yang disebut sebagai Parol, yang secara kebiasaannya
digantung di hadapan rumah-rumah terutamanya ketika merayakan
perayaan Hari
Krismas atau hari-hari keagamaan besar yang lain, kebanyakan
penduduk gemar menjadikan Parol sebagai salah satu hiasan di hadapan rumah
mereka. Alat muik Organ buluh,
adalah antara alatan tradisional di sana diperbuat dengan menggunakan hampir
1,000 batang buluh.
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Filipina)
5.
Pakaian
Setiap kali diadakan pesta keramaian, lelaki di sana akan memakai pakaian
yang dinamakan Barong Tagalog
(Baju Tagalog). Pakaian istimewa ini diperbuat daripada kain yang dihasilkan
daripada pokok pisang dan pokok nenas. Manakala, kaum wanitanya pula memakai
gaun yang dipanggil Maria Clara.
6. Sistem
pemerintahan
Wilayah Asia Tenggara yang
merupakan satu kesatuan geografis, kesatuan manusia serta kesatuan kebudayaan.
Jadi pemakalah dapat berkesimpulan bahwa sistem pemerintahan antar wilayah di Asia
Tenggara adalah sama. Philipina pra islam sistem pemerintahannya dengan adanya
kepala suku sebagai pemimpin dalam sebuah kabilah sama halnya dengan sistem pemerintahan
Indonesia pada masa sebelum masuknya Islam ke Indonesia.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang kebudayaan Philipina pra Islam
di atas dapat pemakalah simpulkan:
a. Sejarah bangsa Philipina
Philipina
adalah salah satu bangsa serumpun di kawasan Asia Tenggara, berasal dari nenek
moyang yang sama, yaitu Deutero Melayu. Bahasa yang digunakan oleh bangsa
Philipina adalah bahasa Austronesia (Melayu), serumpun dengan negara Malaysia,
Indonesia, Vietnam sebelah tenggara, dapat dikatakan berasal dari leluhur yang
sama.
b. Sisitem kepercayaan, pemerintahannya
Wilayah Asia Tenggara pra Islam termasuk Philipina
(pulau Jolo), sistem kepercayaannya adalah menyembah berhala dan Animisme.
Animisme adalah kepercayaan bahwa di alam sekeliling tempat tinggal manusia
diam berbagai macam ruh serta manusia memuja roh tersebut.
Philipina pra islam sistem
pemerintahannya dengan adanya kepala suku sebagai pemimpin dalam sebuah kabilah
sama halnya dengan sistem pemerintahan Indonesia pada masa sebelum masuknya
Islam ke Indonesia.
c. Kebudayaan bangsa Philipina
Wilayah
Asia Tenggara yang terletak dalam kawasan geografis yang sama menyebabkan
kebudayaan yang sama antar wilayah Asia Tenggara termasuk daerah Philipina.
Baik kebudayaan fisik maupun kebudayaan non fisik. Sebagai contoh, kebudayaan
fisik, adanya kesamaan tradisi seperti sepak raga, makan sirih, sabung ayam.
Serta bentuk rumah yang sama yaitu rumah panggung, dimana tujuan rumah ini
dibangun pada masa itu adalah untuk menghindari serangan binatang buas dan
banjir. Sedangkan contoh dari kebudayaan non fisik adalah dari segi kepercayaan
yang menyembah roh nenek moyang.
2. Saran
Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
senantiasa pemakalah harapkan, yang nantinya dapat dijadikan sebagai titian
usaha perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Reid, Anthony. 1992. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Syaifullah. 2008. Sejarah Dan Tamadun Islam Di Asia Tenggara. Jakarta: Tintamas
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar