Kamis, 05 Juni 2014

Geografi Kesejarahan Di India



MAKALAH
GEOGRAFI KESEJARAHAN
Tentang
GEOGRAFI KESEJARAHAN DI INDIA

Oleh:
Elvi  Susanti        : 110.066
Fitiratul Husna    : 108.123
Neti                      : 109.051
Srinola                 : 109.

Dosen pembimbing:
Dra. Yulniza, M. Ag

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
FAKULTAS ADAB
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M

A.    Pendahuluan

Daerah India merupakan salah satu tempat munculnya peradaban tertua di dunia khusususnya di Asia. Daerah India merupakan suatu jazirah benua Asia yang disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia. Antara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat celah Kaibar, celah Kaibar inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat pegunungan Windya, pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India utara dan India selatan.
Pada daerah India bagian utara mengalir sungai Shindu (Indus), Gangga, Yamuna, dan Brahmaputra. Daerah itu merupakan daerah yang subur sehingga sangat padat penduduknya. Di daerah itu pulalah muncul pusat peradaban awal Asia, yaitu peradaban lembah sungai Indus dan lembah sungai Gangga. Peradaban lembah sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi di kota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota daerah lembah sungai Indus bagian selatan dan kota Harappa sebagai ibukota lembah sungai Indus bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India pada masa lampau.
Dari pembahasan sekilas dari geografi kesejarahan di India tersebut, pemakalah akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1.         Keadaan geografis India?
2.         Bentuk Peradaban lembah sungai Indus?
3.         Bentuk peradaban lembah sungai Gangga?
4.         Serta kerajaan-kerajaan yang pernah ada pada masing-masing peradaban tersebut?






B.     Geografi Kesejarahan di India

1.      Keadaan geografis India
Daerah India merupakan suatu jazirah benua Asia yang disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia. Antara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat celah Kaibar, celah Kaibar inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat pegunungan Windya, pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India utara dan India selatan.

2.      Lembah sungai Indus (Shindu)
Pada lembah sungai Shindu (Indus) pernah ada kerajaan Maurya. Adapun raja yang pernah memerintah pada kerajaan ini adalah Candragupta Maurya dan Ashoka. Pada masa Chandragupta Maurya (268-282 SM), daerah kekuasaan diperluas ke timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Serta daerah Kashmir di sebelah barat dan lembah sungai Gangga di sebelah timur juga menjadi daerah kekuasaannya. Sedangkan pada pemerintahan Ashoka, kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasai. Namun setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah menjadi kerajaan kecil, peperangan sering terjadi, pada abad ke 4 M muncul seorang raja yang berhasil menpersatukan kerajaan yang terpecah itu, sehingga berdirilah kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya. (Yulniza, 2010: 47)
Daerah lembah sungai Indus merupakan daerah yang subur, mata pencaharian masyarakatnya adalah pertanian, hasil pertanian yang utama seperti padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat telah membuat saluran irigasi yang mampu mengaliri air dari lembah sungai Indus sampai ke pedalaman.
Masyarakat lembah sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini terlihat dari cara pembangunan rumah yang menggunakan jendela serta memperhatikan kesehatan lingkungan. Peninggalan-peninggalan budaya seperti bangunan kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam lukisan yang bermutu tinggi juga menjadi bukti bahwa masyarakat pada waktu itu telah memiliki ilmu pengetahuan dan menerapkan teknologi.  (Herman dan Ilham, 2001:73)
Sistem kepercayaan masyarakat lembah sungai Indus adalah Politheisme (memuja banyak dewa), pemujaan dimaksudkan sebagai tanda terimakasih terhadap kehidupan yang sejahtera dan aman. Adapun dewa-dewa yang dipuja seperti dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewa Ibu) dan juga menyembah binatang serta pohon.

Dari hasil penggalian di kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih sempurna bentuknya dan dua buah torso (arca yang telah hilang kepalanya). Salah satu torso mula-mula bertangan empat dan berkepala tiga. Berdiri diatas kaki kanan dengan kaki kiri terangkat. (patung ini mirip dengan patung siwa Nataraya dari zaman kesenian Cola, India Selatan).
Arca   Di kota Mohenjo-daro ditemukan arca seorang pendeta berjanggut. Arca ini memakai pita yang melingkari kepalanya dan berpakaian baju yang berhiaskan gambar-gambar yang menyerupai daun semaggi. Hiasan dengan daun semanggi juga lazim dipakai di daerah Mesopotamia, Mesir, dan Kreta. Arca yang lain ditemukan berbentuk gadis penari yang terbuat dari perunggu.
Alat-alat rumah tangga dan senjata masyarakat lembah sungai Shindu telah mengenal teknik perundagian. Peralatan rumah tangga dan senjata telah terbuat dari benda-benda logam seperti perunggu. (http://makalahku-chandras.blogspot.com/2011/04/peradaban-lembah-sungai-shindu-dan.html)

3.      Lembah sungai Gangga
Pusat peradaban lembah sungai Gangga terletak antara pegunungan Himalaya dan pegunungan Windya-Kedna. Peradaban ini didukung oleh bangsa Arya yang datang dari Kaukasus dan menyebar ke arah Timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melaui celah Kaibar dipegunungan Himalaya. Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara, setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di lembah sungai Indus dan menguasai daerah yang subur akhirnya mereka hidup menetap. Selanjutnya mereka menduduki lembah sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayanan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu. (Yulniza, 2010: 48)
Pada dasarnya peradaban dan kehidupan bangsa Hindu telah tercantum dalam kitab suci Weda (pengetahuan), juga dalam kitab Brahmana dan Upanisad. Ketiga kitab itu menjadi dasar kehidupan orang-orang Hindu. Kitab suci Weda merupakan kumpulan dari hasil pemikiran para Pendeta (Resi). Pemikiran-pemikiran para Pendeta dibukukan oleh Resi Wiyasa.
Empat bagian kitab weda, yaitu:
a.         Reg-Weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.
b.        Sama-Weda, memuat nyanyian-nyanyian yang dipergunakan untuk memuja dewa-dewa.
c.         Yayur-Weda, memuat bacaan-bacaan yang diperlukan untuk keselamatan.
d.        Atharwa-Weda, memuat ilmu sihir untuk menghilangkan marabahaya.
Bangsa Arya mengatur tatanan sosial masyarakat yang dijumpainya dengan sistem kasta. Sistem kasta terdiri atas 4 bagian, yakni
a.         Kasta Brahmana, kaum agamawan yang terdiri dari pendeta, pemimpin upacara, doa dan sebagainya.
b.        Kasta Ksatria, kaum pemerintahan, yang terdiri dari angkatan perang yang mengawal raja.
c.         Kasta Waisya, kaum petani dan pedagang atau kelas menengah dalam masyarakat.
d.        Kasta Sudra, kaum pekerja atau hamba sahaya yang kedudukannya sangat rendah dalam masyarakat dan mereka hidu semata-mata untuk mengabdi kepda ketiga golongan tersebut di atas. (Herman dan Ilham, 2001; 77)
Perkembangan sistem pemerintahan di lembah sungai Gangga merupakan kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah lembah sungai Indus. Adapun kerajaan yang pernah memerintah masa ini adalah kerajaan Gupta dan kerajaan Harsya.
a.       Kerajaan Gupta (399-414 M)
Pendiri kerajaan Gupta  adalah raja Candragupta I dengan pusatnya di lembah sungai Gangga. Pada masa pemerintahan candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Budha masih tetap dapat berkembang. Masa kejayaan kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (cucu Candaragupta I). Pada masa pemerintahannya lembah sungai Gangga dan lembah sungai Indus berhasil di kuasainya dan kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti raja Samudragupta adalah Candragupta II yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga beragama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Di bawah peperintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera, kesusateraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa. Seni patung juga mengalami perkembangan yang pesat. Dalam perkembangannya kerajaan gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya raja Candragupta II.
b.      Kerajaan Harsya
Setelah mengalami masa kegelapan, pada abad ke 7 M muncul kerajan harsya dengan rajanya Harshawardana. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar, pada masa pemerintahannya kesusasteraan dan pendidikan berkembang pesat. Setelah masa pemerintahan raja Harshawardana hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha. (Yulniza, 2010: 50)



4.      Kebudayaan lembah sungai Gangga
Di lembah sungai Gangga kebudayaan hindu berkembang, baik di wilayah India maupun diluar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politheisme). Dewa-dewa tersebut antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Budha, yang dipelopori oleh Sidharta Gautama. (http://ridwan-site.blogspot.com/2009/05/peradaban-lembah-sungai-gangga-india.html)
Agama buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama. Pada awalnya, Sidharta Gautama adalah seorang pengeran di kerajaan Kapilawastu dan termasuk golongan kasta Ksatria. Gaya hidup yang dijalani sidharta semenjak kecil selalu dalam kemewahan dan serba berkecukupan, namun tidak pernah merasakan ketenangan bathiniyah.
Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran Buddha, yaitu: Sang Buddha, berbakti kepada sang buddha. Dharna, berbakti kepada ajarannya. Sangha, berbakti kepada umatnya.
Keseluruhan ajaran Buddha kemudian dibukukan dalam kitab Tripitaka. Kitab Tripitaka menjadi pedoman ritual bagi kehidupan para pengikutnya. Kitab ini terdiri dari tiga kumpulan tulisan, yakni Sutra Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharma Pitaka. (http://donialiyanto.blogspot.com/2011/05/peradaban-lembah-sungai-gangga-lengkap.html)
Peradaban lembah sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang bernilai tinggi seperti kesusasteraan, seni pahat, dan seni patung.





C.     Penutup

Dari pembahasan makalah di atas dapat pemaklah simpulkan bahwa:
1.      Keadaan geografis india
Daerah India merupakan suatu jazirah benua Asia yang disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia. Antara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat celah Kaibar, celah Kaibar inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat pegunungan Windya, pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India utara dan India selatan.

2.      Masing-masing kerajaan yang pernah ada pada peradaban tersebut
a.       Peradaban lembah sungai shindu, kerajaan maurya, dengan raja candragupta maurya dan ashoka.
b.      Peradaban lembah sungai gangga, adanya kerajaan Gupta dan Harsya.

3.      Peradaban lembah sungai shindu dan peradaban lembah sungai gangga
Peradaban lembah sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang bernilai tinggi seperti kesusasteraan, seni pahat, dan seni patung.








D.    Daftar pustaka

Herman dan Ilham. 2001. Sejarah Dunia Dari Paphyrus Hingga Internet. Padang: IAIN IB Press
Yulniza. 2010. Geografi Kesejarahan. Padang: Lembaga Penelitian IAIN Imam Bonjol


Tidak ada komentar:

Posting Komentar