MAKALAH
GEOGRAFI
KESEJARAHAN
Tentang
GEOGRAFI KESEJARAHAN DI INDIA
Oleh:
Elvi Susanti : 110.066
Fitiratul Husna : 108.123
Neti : 109.051
Srinola : 109.
Dosen pembimbing:
Dra. Yulniza, M. Ag
JURUSAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
FAKULTAS ADAB
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M
A. Pendahuluan
Daerah India merupakan salah satu tempat munculnya
peradaban tertua di dunia khusususnya di Asia. Daerah India merupakan suatu
jazirah benua Asia yang disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah
India terbentang pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah
lainnya di Asia. Antara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat celah Kaibar,
celah Kaibar inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan
dengan daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat
pegunungan Windya, pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India
utara dan India selatan.
Pada daerah India bagian utara mengalir sungai Shindu (Indus),
Gangga, Yamuna, dan Brahmaputra. Daerah itu merupakan daerah yang subur
sehingga sangat padat penduduknya. Di daerah itu pulalah muncul pusat peradaban
awal Asia, yaitu peradaban lembah sungai Indus dan lembah sungai Gangga.
Peradaban lembah sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi di
kota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota
daerah lembah sungai Indus bagian selatan dan kota Harappa sebagai ibukota
lembah sungai Indus bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat
peradaban bangsa India pada masa lampau.
Dari pembahasan sekilas dari geografi kesejarahan di India
tersebut, pemakalah akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1.
Keadaan geografis India?
2.
Bentuk Peradaban lembah
sungai Indus?
3.
Bentuk peradaban lembah
sungai Gangga?
4.
Serta kerajaan-kerajaan
yang pernah ada pada masing-masing peradaban tersebut?
B. Geografi Kesejarahan di India
1. Keadaan geografis India
Daerah India merupakan suatu jazirah benua Asia yang
disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang
pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia.
Antara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat celah Kaibar, celah Kaibar
inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan
daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat pegunungan
Windya, pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India utara dan India
selatan.
2. Lembah sungai Indus (Shindu)
Pada lembah sungai Shindu (Indus) pernah ada kerajaan Maurya.
Adapun raja yang pernah memerintah pada kerajaan ini adalah Candragupta Maurya
dan Ashoka. Pada masa Chandragupta Maurya (268-282 SM), daerah kekuasaan
diperluas ke timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi
bagian dari kekuasaannya. Serta daerah Kashmir di sebelah barat dan lembah
sungai Gangga di sebelah timur juga menjadi daerah kekuasaannya. Sedangkan pada
pemerintahan Ashoka, kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan
Dekkan berhasil dikuasai. Namun setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah
menjadi kerajaan kecil, peperangan sering terjadi, pada abad ke 4 M muncul
seorang raja yang berhasil menpersatukan kerajaan yang terpecah itu, sehingga
berdirilah kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya. (Yulniza, 2010:
47)
Daerah lembah sungai Indus merupakan daerah yang
subur, mata pencaharian masyarakatnya adalah pertanian, hasil pertanian yang
utama seperti padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain. Pada
perkembangan selanjutnya masyarakat telah membuat saluran irigasi yang mampu
mengaliri air dari lembah sungai Indus sampai ke pedalaman.
Masyarakat lembah sungai Indus sudah memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini terlihat dari cara pembangunan rumah yang
menggunakan jendela serta memperhatikan kesehatan lingkungan.
Peninggalan-peninggalan budaya seperti bangunan kota Mohenjodaro dan Harappa,
berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam lukisan yang
bermutu tinggi juga menjadi bukti bahwa masyarakat pada waktu itu telah
memiliki ilmu pengetahuan dan menerapkan teknologi. (Herman dan Ilham, 2001:73)
Sistem kepercayaan masyarakat lembah sungai Indus adalah
Politheisme (memuja banyak dewa), pemujaan dimaksudkan sebagai tanda
terimakasih terhadap kehidupan yang sejahtera dan aman. Adapun dewa-dewa yang
dipuja seperti dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewa Ibu) dan juga menyembah
binatang serta pohon.
Dari
hasil penggalian di kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih sempurna
bentuknya dan dua buah torso (arca yang telah hilang kepalanya). Salah satu
torso mula-mula bertangan empat dan berkepala tiga. Berdiri diatas kaki kanan
dengan kaki kiri terangkat. (patung ini mirip dengan patung siwa Nataraya dari
zaman kesenian Cola, India Selatan).
Arca Di kota Mohenjo-daro ditemukan arca seorang
pendeta berjanggut. Arca ini memakai pita yang melingkari kepalanya dan
berpakaian baju yang berhiaskan gambar-gambar yang menyerupai daun semaggi.
Hiasan dengan daun semanggi juga lazim dipakai di daerah Mesopotamia, Mesir,
dan Kreta. Arca yang lain ditemukan berbentuk gadis penari yang terbuat dari
perunggu.
Alat-alat
rumah tangga dan senjata masyarakat lembah sungai Shindu telah mengenal teknik
perundagian. Peralatan rumah tangga dan senjata telah terbuat dari benda-benda
logam seperti perunggu. (http://makalahku-chandras.blogspot.com/2011/04/peradaban-lembah-sungai-shindu-dan.html)
3. Lembah sungai Gangga
Pusat peradaban lembah sungai Gangga terletak antara
pegunungan Himalaya dan pegunungan Windya-Kedna. Peradaban ini didukung oleh
bangsa Arya yang datang dari Kaukasus dan menyebar ke arah Timur. Bangsa Arya memasuki
wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melaui celah Kaibar dipegunungan Himalaya.
Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara,
setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di lembah sungai Indus dan
menguasai daerah yang subur akhirnya mereka hidup menetap. Selanjutnya mereka
menduduki lembah sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya.
Kebudayaan campuran antara kebudayanan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal
dengan sebutan kebudayaan Hindu. (Yulniza, 2010: 48)
Pada dasarnya peradaban dan kehidupan bangsa Hindu telah
tercantum dalam kitab suci Weda (pengetahuan), juga dalam kitab Brahmana dan Upanisad.
Ketiga kitab itu menjadi dasar kehidupan orang-orang Hindu. Kitab suci Weda merupakan
kumpulan dari hasil pemikiran para Pendeta (Resi). Pemikiran-pemikiran para Pendeta
dibukukan oleh Resi Wiyasa.
Empat bagian kitab weda, yaitu:
a.
Reg-Weda, berisi
syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.
b.
Sama-Weda, memuat
nyanyian-nyanyian yang dipergunakan untuk memuja dewa-dewa.
c.
Yayur-Weda, memuat
bacaan-bacaan yang diperlukan untuk keselamatan.
d.
Atharwa-Weda, memuat ilmu
sihir untuk menghilangkan marabahaya.
Bangsa Arya mengatur tatanan sosial masyarakat yang
dijumpainya dengan sistem kasta. Sistem kasta terdiri atas 4 bagian, yakni
a.
Kasta Brahmana, kaum
agamawan yang terdiri dari pendeta, pemimpin upacara, doa dan sebagainya.
b.
Kasta Ksatria, kaum
pemerintahan, yang terdiri dari angkatan perang yang mengawal raja.
c.
Kasta Waisya, kaum petani dan
pedagang atau kelas menengah dalam masyarakat.
d.
Kasta Sudra, kaum pekerja
atau hamba sahaya yang kedudukannya sangat rendah dalam masyarakat dan mereka
hidu semata-mata untuk mengabdi kepda ketiga golongan tersebut di atas. (Herman
dan Ilham, 2001; 77)
Perkembangan sistem pemerintahan di lembah sungai Gangga
merupakan kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah lembah sungai Indus.
Adapun kerajaan yang pernah memerintah masa ini adalah kerajaan Gupta dan
kerajaan Harsya.
a. Kerajaan Gupta (399-414 M)
Pendiri kerajaan Gupta
adalah raja Candragupta I
dengan pusatnya di lembah sungai Gangga. Pada masa pemerintahan candragupta I, agama Hindu dijadikan
agama negara, namun agama Budha masih tetap dapat berkembang. Masa kejayaan
kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (cucu Candaragupta I). Pada masa pemerintahannya
lembah sungai Gangga dan lembah sungai Indus berhasil di kuasainya dan kota Ayodhia
ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti raja Samudragupta
adalah Candragupta II yang dikenal
sebagai Wikramaditiya. Ia juga
beragama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama
Budha. Di bawah peperintahan Candragupta
II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera, kesusateraan mengalami
masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa. Seni patung juga mengalami
perkembangan yang pesat. Dalam perkembangannya kerajaan gupta mengalami
kemunduran setelah meninggalnya raja Candragupta
II.
b. Kerajaan Harsya
Setelah mengalami masa kegelapan, pada abad ke 7 M
muncul kerajan harsya dengan rajanya Harshawardana.
Harshawardana merupakan seorang
pujangga besar, pada masa pemerintahannya kesusasteraan dan pendidikan
berkembang pesat. Setelah masa pemerintahan raja Harshawardana hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya
raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha. (Yulniza, 2010: 50)
4. Kebudayaan lembah sungai Gangga
Di lembah sungai Gangga kebudayaan hindu berkembang,
baik di wilayah India maupun diluar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politheisme). Dewa-dewa tersebut antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu
dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan
kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang
menyebabkan munculnya agama Budha, yang dipelopori oleh Sidharta Gautama. (http://ridwan-site.blogspot.com/2009/05/peradaban-lembah-sungai-gangga-india.html)
Agama buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama. Pada
awalnya, Sidharta Gautama adalah seorang pengeran di kerajaan Kapilawastu dan
termasuk golongan kasta Ksatria. Gaya hidup yang dijalani sidharta semenjak
kecil selalu dalam kemewahan dan serba berkecukupan, namun tidak pernah
merasakan ketenangan bathiniyah.
Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran Buddha,
yaitu: Sang Buddha, berbakti kepada sang buddha. Dharna, berbakti kepada
ajarannya. Sangha, berbakti kepada umatnya.
Keseluruhan ajaran Buddha kemudian dibukukan dalam
kitab Tripitaka. Kitab Tripitaka menjadi pedoman ritual bagi kehidupan para
pengikutnya. Kitab ini terdiri dari tiga kumpulan tulisan, yakni Sutra Pitaka, Vinaya
Pitaka, dan Abhidharma Pitaka. (http://donialiyanto.blogspot.com/2011/05/peradaban-lembah-sungai-gangga-lengkap.html)
Peradaban lembah sungai Gangga meninggalkan beberapa
bentuk kebudayaan yang bernilai tinggi seperti kesusasteraan, seni pahat, dan
seni patung.
C. Penutup
Dari pembahasan makalah di atas dapat pemaklah simpulkan
bahwa:
1. Keadaan geografis india
Daerah India merupakan suatu jazirah benua Asia yang
disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang
pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia.
Antara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat celah Kaibar, celah Kaibar
inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan
daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat pegunungan
Windya, pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India utara dan India
selatan.
2. Masing-masing kerajaan yang pernah ada pada peradaban tersebut
a. Peradaban lembah sungai shindu, kerajaan maurya, dengan raja
candragupta maurya dan ashoka.
b. Peradaban lembah sungai gangga, adanya kerajaan Gupta dan Harsya.
3. Peradaban lembah sungai shindu dan peradaban lembah sungai
gangga
Peradaban lembah sungai Gangga meninggalkan beberapa
bentuk kebudayaan yang bernilai tinggi seperti kesusasteraan, seni pahat, dan
seni patung.
D. Daftar pustaka
Herman dan
Ilham. 2001. Sejarah Dunia Dari Paphyrus
Hingga Internet. Padang: IAIN IB Press
Yulniza. 2010. Geografi Kesejarahan. Padang: Lembaga
Penelitian IAIN Imam Bonjol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar