MAKALAH
FILOLOGI
Tentang
KODIKOLOGI, TEKSTOLOGI, DAN
PALEOGRAFI

Oleh:
Elvi Susanti : 110.066
Efrina Yenti : 110.015
Gimin Saputra : 110.084
Muhammad Kadri : 110.032
JURUSAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (A)
FAKULTAS
ADAB
IAIN
IMAM BONJOLPADANG
1432
H / 2011 M
PENDAHULUAN
Dalam
mempelajari filologi kita juga harus mengetahui kodikologi, tekstologi, dan
paleografi serta ilmu-ilmu yang ada di dalamnya.
Makalah
ini akan membahas tentang:
a.
Apa itu
kodikologi, tesktologi,dan paleografi?
b.
Apa saja jenis alas
naskah yang di gunakan dalam penulisan naskah?
c.
Apa itu
katalogus, skiptorium?
d.
Bagaimana proses
munculnya teks dan transmisi teks?
e.
Apa saja jenis
dan bentuk-bentuk aksara kuno?
Pembahasan
serta jawaban dari pertanyaan di atas akan pemakalah paparkan pada bab
selanjutnya.
PEMBAHASAN
KODIKOLOGI, TEKSTOLOGI, DAN
PALEOGRAFI
1. Kodikologi
Kodikologi adalah ilmu yang mempelajari
segala hal tentang naskah klasik. Naskah juga disebut kodexs, yaitu bahan
tulisan tangan atau manuskrip. Dengan demikian, kodikologi ialah ilmu kodexs.
Kodexs adalah bahan tulisan tangan. Kodikologi mempelajari seluk beluk semua
aspek naskah, antra lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis
naskah. (Lubis, 1996: 35).
Kodikologi berasal dari kata latin Codex.
Dalam bahasa indonesia berarti naskah. Menurut Robson, kodikologi dpat diartiak
sebagai pelajaran naskah. Barried (1994: 56), kodikologi ialah ilmu kodeks.
Kodeks adalah tulisan tangan. Kodikologi mempelajari seluk-beluk atau semua
aspek naskah, antara lain bahan, umur, temapat penulisan, dan perkiraan penulis
naskah. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001:4.3).
Alphonse Dain menjelaskan bahwa
kodikologi ialah ”ilmu mengenai naskah-naskah dan bukan ilmu yang mempelajari
apa yang tertulis dalam naskah.” Ilmu yang mempelajari isi naskah ialah ilmu
filologi.
Tugas atau ruang lingkup kodilogi antara
lain dalah sejatrah naskah, sejarah koleksi naskah, penelitian mengenai tempat
naskah-naskah yang sebenarnya, masalah mengenai penyusunan katalog, penyusunan
daftar katalog, perdagangan naskah, dan penggunaan naskah-naskah itu. Dapat
dikatakan bahwa kodikologi adalah ilmu penaskahan. (Lubis, 1996: 36).
2. Tekstologi
Tekstologi
adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk dalam teks meliputi meneliti
penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan
pemahamannya. Dengan menyelidiki sejarah teks suatu karya.
(http://initialdastroboy.wordpress.com/2010/02/26/pengantar-filologi-naskah-kodikologi-teks-dan-tekstologi/)
3. Paleografi
Paleografi adalah ilmu yang membicarakan
tentang berbagai tulisan kuno di atas batu, logam, atau bahan lainnya.
Paleografi mempunyai dua tujuan yaitu:
a.
Menjabarkan
tulisan kuno karena beberapa tulisan kuno sangat sulit dibaca.
b.
Menempatkan
berbagai peninggalan tertulis dalam kerangka perkembangan umum tulisannya dan
atas dasar itu menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tangan karya sastra
yang biasanya tidak menyebutkan kapan dan dimana suatu karya tertulis, serta
siapa pengarangnya. Paleografi juga memperhatikan ciri-ciri lain naskah,
seperti interfungsi, panjang dan jarak-jarak baris, bahan naskah, ukuran, tinta
dan sebagainya. (Lubis, 1996: 31)
1. Jenis
Alas Naskah
Alas naskah adalah sesuatu yang dipakai
untuk menuliskan teks sehingga terbentuk suatu naskah.
Menurut jumsari jusuf yang dikutup
mulyadi (1994:44), naskah-naskah di indonesia menggunakan alas atau bahan dari
kertas dawulang (dluwang), daun lontar, daun rupah, kulit kayu, bambu, dan
rotan. Pada waktu dahulu sebagian tulisan diabadikan pada tonggak batu,
lempengan tembaga atau emas (biasanya disebut prasasti). Karena bahan lontar,
bambu, nipah, dan kulit kayu yang mudah rapuh, tulisan-tulisan yang terdapat
dalam bahan itu kemudian disalin kembali pada kertas.
Selain bahan-bahan tersebut,
naskah-naskah jawa barat ada yang menggunakan alas janur, daun enau, dan daun
pandan. Dluwang, deluwang, dan daluwang ialah jenis kertas yang dibuat dari
kayu sebagai campuran. Dahulu dluwang banyak dibuat di pesantren tegalsari,
ponorogo.
Selain dluwang, alat naskah lain yang
banyak dipakai ialah daun lontar. Sampai sekarang daun lontar masih dipakai
untuk menuliskan teks-teks di daerah
bali dan lombok. Daun lontar juga juga
digunakan dalam naskah kerinci. Pemilik naskah kerinci menyebut daun lontar itu
dengan istilah kelopak betung.
Bahan lain yang dijadikan alas naskah
adalah daun nipah. Naskah-naskah sunda (jawa barat) menggunakan daun
nipahsebagai alasnya. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 4.7).
2. Skriptorium
Skiptorium (tempat menulis atau menyalin
naskah). Skiptorium adalah tempat di mana naskah-naskah
manuskrip disalin oleh para juru tulis. sebelum ditemukannya mesin
cetak scriptorium merupakan tempat di mana buku-buku
diproduksi.'Skriptorium' biasa digunakan untuk menunjuk pada ruangan di dalam biara
pada zaman pertengahan Eropa yang ditujukan untuk menyalin manuskrip oleh
penulis monastik.
3. Katalogus
Katalogus adalah buku yang berisi
berbagai judul naskah yang ada dalam suatu koleksi. Katalog terbagi dua, yaitu:
a. Katalog
Deskriptif
Katalog deskriptif adalah buku yang
mendeskripsikan keadaan suatu naskah dengan lengkap, umpamanya ukuran naskah,
jumlah halaman, kolofon, serta ringkasan isi. Contoh katalog yang seperti ini
adalah katalog koleksi naskah melayu museum pusat (1972) dan ronkel (1909).
b. Katalog
yang Berupa Daftar
Katalog yang berupa daftar karena di
dalamnya hanya disebutkan judul naskah dan tempat penyimpanannya. Contoh
katalognya seperti yang disusun oleh joseph howard.
Bukan hanya katalog yang dapat ipakai
untuk mengiventarisasi jumlah dan tempat-tempat penyimpanan naskah, melainkan
juga daftar naskah yang dimilikioleh berbagai perpustakaan dan museum. Biasanya
suatu perpustakaan atau museum sudah mendaftarkan koleksi naskah yang menjadi
miliknya. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 5.3).
4. Munculnya
Teks
Menurut de hann, bahwa proses terjadinya
teks ada beberapa kemungkinan, yaitu:
a. aslinya
ada dalam ingatan pengarang. Apabila orang ingin memiliki teks itu, ia dapat
menulisnya melalui dikte. Tiap kali teks diturunkan bisa bervariasi. Perbedaan
teks adalah bukti dari berbagai pelaksanaan penurunan dan perkembangan cerita
sepanjang hidup pengarang.
b. Aslinya
adalah teks tertulis merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan
kebebasan seni. Dalam hubungan ini, ada kemungkinan bahwa aslinya disalin
begitu saja dengan tambahan seperlunya. Kemungkinan lain ialah aslinya disalin,
dipinjam, diwarisi, atau dicuri.
c. Aslinya
merupakan teks yang tidak memungkinkan untuk diadakan penyempurnaan karena
pengarangnya telah menentukan pilihan kata yang ketat dalam bentuk literer.
Dalam hal semacam ini biasanya terdapat dalam teks-teks keagamaan. (Lubis,
1996: 29).
5. Mekanisme
Transmisi Teks
Proses
penurunan (transmision) sebuah teks dapat dibedakan ke dalam dua cara:
Transmisi teks melalui penyalinan dan transmisi teks melalui penyaduran.
a. Transmisi
teks melalui penyalinan dalam arti teks sebuah naskah diturunkan ke dalam
naskah lainnya dengan cara penulisan kembali teks tanpa merubah bahasa, aksara,
dan bentuk teks yang digunakan dalam naskah
sebelumnya.
b. Transmisi
teks melalui penyaduran dalam arti teks sebuah naskah diturunkan ke dalam
naskah lainnya dengan cara penggubahan kembali teks ke dalam bahasa, aksara,
dan atau bentuk teks yang berbeda dari naskah
sebelumnya. (http://bujanggamanik.blogsome.com/2007/10/17/transmisi-teks-dalam-sebuah-naskah/)
6. Jenis
dan Bentuk-bentuk Aksara Kuno
a. Aksara
Arab Melayu( Jawi)
Menurut Liaw Yock Fang(1991,jilid 1 dan
2), naskah melayu dapat di klafikasikan menjadi sepuluh kelompok yaitu:
kesustraan rakyat, epos india dan sastra wayang, cerita panji, kesustraan zaman
islam,cerita berbingkai, sastra kitab, sastra sejarah, undang- undang melayu,
dan pantu serta syair.Dari masing-masing kelompok sastra melayu memiliki karya
–karya puncak atau karya yang populer di masyarakat pendukungnya.
b. Aksara
Batak
Aksara batak di tulis diatas bahan atau
naskah yang beragam. Naskah batak yang terkenal disebut pustaha yang bearti
buku, bentuknya seperti buku yang lembarannya bersambungan dan dilipat-lipat
seperti sebuah akordeon.Bahan utama naskah adalah kayu alim,bambu betung, rotan
, tulang binatang, kulit binatang ,dan kertas.
c. Aksara
Jawa
Alas naskahnya di buat dari lontar sejenis pohon palma. Alat tulisnya disebut
pengutik,sedangkan tintanya di buat dari minyak kemiri.Selain lontar naskah
jawa juga di tulis diatas kertas yang di buat dari bahan khusus kulit pohon. Isi
naskah jawa berupa perkembangan kebudayaan agama hindu, budha dan islam.
(Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 3.27).
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat pemakalah simpulkan:
a. Kodikologi
Kodikologi mempelajari seluk beluk semua
aspek naskah, antra lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis
naskah.
b. Tesktologi
Tekstologi
adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk dalam teks meliputi meneliti
penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan
pemahamannya. Dengan menyelidiki sejarah teks suatu karya.
c. Paleografi
Paleografi adalah ilmu yang membicarakan
tentang berbagai tulisan kuno di atas batu, logam, atau bahan lainnya.
d. Jenis
Alas Naskah
Menurut jumsari jusuf yang dikutup
mulyadi (1994:44), naskah-naskah di indonesia menggunakan alas atau bahan dari
kertas dawulang (dluwang), daun lontar, daun rupah, kulit kayu, bambu, dan
rotan. Pada waktu dahulu sebagian tulisan diabadikan pada tonggak batu,
lempengan tembaga atau emas (biasanya disebut prasasti). Karena bahan lontar,
bambu, nipah, dan kulit kayu yang mudah rapuh, tulisan-tulisan yang terdapat
dalam bahan itu kemudian disalin kembali pada kertas.
e. Katalogus
Katalogus adalah buku yang berisi
berbagai judul naskah yang ada dalam suatu koleksi.
f. Skiptorium
g. Proses
Munculnya Teks
1)
aslinya ada
dalam ingatan pengarang.
2)
Aslinya adalah
teks tertulis merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan kebebasan
seni.
3)
Aslinya
merupakan teks yang tidak memungkinkan untuk diadakan penyempurnaan karena
pengarangnya telah menentukan pilihan kata yang ketat dalam bentuk literer.
h. Mekanisme
Transmisi Teks
Proses penurunan (transmision)
sebuah teks dapat dibedakan ke dalam dua cara: Transmisi teks melalui
penyalinan dan transmisi teks melalui penyaduran.
i.
Jenis dan Bentuk-bentuk
Aksara Kuno
Jenis aksara kuno seperti, aksara arab
melayu, aksara jawa, aksara batak, dan lain-lain.
2.
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
senantiasa pemakalah harapkan, yang nantinya dapat dijadikan sebagai titian
usaha perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Lubis, Nabilah. 1996. Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Forum Kajian
Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah.
Yudiafi, Siti Zahra dan Mu’jizah. 2001. Filologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar