Kamis, 05 Juni 2014

Kodikologi, Tekstologi, Dan Paleografi



MAKALAH
FILOLOGI
Tentang
KODIKOLOGI, TEKSTOLOGI, DAN PALEOGRAFI


Oleh:

Elvi Susanti                       : 110.066
Efrina Yenti                      : 110.015
Gimin Saputra                  : 110.084
Muhammad Kadri           : 110.032


JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (A)
FAKULTAS ADAB
IAIN IMAM BONJOLPADANG
1432 H / 2011 M

PENDAHULUAN

Dalam mempelajari filologi kita juga harus mengetahui kodikologi, tekstologi, dan paleografi serta ilmu-ilmu yang ada di dalamnya.
Makalah ini akan membahas tentang:
a.         Apa itu kodikologi, tesktologi,dan paleografi?
b.        Apa saja jenis alas naskah yang di gunakan dalam penulisan naskah?
c.         Apa itu katalogus, skiptorium?
d.        Bagaimana proses munculnya teks dan transmisi teks?
e.         Apa saja jenis dan bentuk-bentuk aksara kuno?
Pembahasan serta jawaban dari pertanyaan di atas akan pemakalah paparkan pada bab selanjutnya.













PEMBAHASAN
KODIKOLOGI, TEKSTOLOGI, DAN PALEOGRAFI

1.      Kodikologi
Kodikologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal tentang naskah klasik. Naskah juga disebut kodexs, yaitu bahan tulisan tangan atau manuskrip. Dengan demikian, kodikologi ialah ilmu kodexs. Kodexs adalah bahan tulisan tangan. Kodikologi mempelajari seluk beluk semua aspek naskah, antra lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis naskah. (Lubis, 1996: 35).
Kodikologi berasal dari kata latin Codex. Dalam bahasa indonesia berarti naskah. Menurut Robson, kodikologi dpat diartiak sebagai pelajaran naskah. Barried (1994: 56), kodikologi ialah ilmu kodeks. Kodeks adalah tulisan tangan. Kodikologi mempelajari seluk-beluk atau semua aspek naskah, antara lain bahan, umur, temapat penulisan, dan perkiraan penulis naskah. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001:4.3).
Alphonse Dain menjelaskan bahwa kodikologi ialah ”ilmu mengenai naskah-naskah dan bukan ilmu yang mempelajari apa yang tertulis dalam naskah.” Ilmu yang mempelajari isi naskah ialah ilmu filologi.
Tugas atau ruang lingkup kodilogi antara lain dalah sejatrah naskah, sejarah koleksi naskah, penelitian mengenai tempat naskah-naskah yang sebenarnya, masalah mengenai penyusunan katalog, penyusunan daftar katalog, perdagangan naskah, dan penggunaan naskah-naskah itu. Dapat dikatakan bahwa kodikologi adalah ilmu penaskahan. (Lubis, 1996: 36).
2.      Tekstologi
Tekstologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk dalam teks meliputi meneliti penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan pemahamannya. Dengan menyelidiki sejarah teks suatu karya. (http://initialdastroboy.wordpress.com/2010/02/26/pengantar-filologi-naskah-kodikologi-teks-dan-tekstologi/)

3.      Paleografi
Paleografi adalah ilmu yang membicarakan tentang berbagai tulisan kuno di atas batu, logam, atau bahan lainnya.
Paleografi mempunyai dua tujuan yaitu:
a.         Menjabarkan tulisan kuno karena beberapa tulisan kuno sangat sulit dibaca.
b.         Menempatkan berbagai peninggalan tertulis dalam kerangka perkembangan umum tulisannya dan atas dasar itu menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tangan karya sastra yang biasanya tidak menyebutkan kapan dan dimana suatu karya tertulis, serta siapa pengarangnya. Paleografi juga memperhatikan ciri-ciri lain naskah, seperti interfungsi, panjang dan jarak-jarak baris, bahan naskah, ukuran, tinta dan sebagainya. (Lubis, 1996: 31)

1.      Jenis Alas Naskah
Alas naskah adalah sesuatu yang dipakai untuk menuliskan teks sehingga terbentuk suatu naskah.
Menurut jumsari jusuf yang dikutup mulyadi (1994:44), naskah-naskah di indonesia menggunakan alas atau bahan dari kertas dawulang (dluwang), daun lontar, daun rupah, kulit kayu, bambu, dan rotan. Pada waktu dahulu sebagian tulisan diabadikan pada tonggak batu, lempengan tembaga atau emas (biasanya disebut prasasti). Karena bahan lontar, bambu, nipah, dan kulit kayu yang mudah rapuh, tulisan-tulisan yang terdapat dalam bahan itu kemudian disalin kembali pada kertas.
Selain bahan-bahan tersebut, naskah-naskah jawa barat ada yang menggunakan alas janur, daun enau, dan daun pandan. Dluwang, deluwang, dan daluwang ialah jenis kertas yang dibuat dari kayu sebagai campuran. Dahulu dluwang banyak dibuat di pesantren tegalsari, ponorogo.
Selain dluwang, alat naskah lain yang banyak dipakai ialah daun lontar. Sampai sekarang daun lontar masih dipakai untuk menuliskan teks-teks  di daerah bali dan lombok.  Daun lontar juga juga digunakan dalam naskah kerinci. Pemilik naskah kerinci menyebut daun lontar itu dengan istilah kelopak betung.
Bahan lain yang dijadikan alas naskah adalah daun nipah. Naskah-naskah sunda (jawa barat) menggunakan daun nipahsebagai alasnya. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 4.7).

2.      Skriptorium
Skiptorium (tempat menulis atau menyalin naskah). Skiptorium adalah tempat di mana naskah-naskah manuskrip disalin oleh para juru tulis. sebelum ditemukannya mesin cetak scriptorium merupakan tempat di mana buku-buku diproduksi.'Skriptorium' biasa digunakan untuk menunjuk pada ruangan di dalam biara pada zaman pertengahan Eropa yang ditujukan untuk menyalin manuskrip oleh penulis monastik.

3.      Katalogus
Katalogus adalah buku yang berisi berbagai judul naskah yang ada dalam suatu koleksi. Katalog terbagi dua, yaitu:
a.       Katalog Deskriptif
Katalog deskriptif adalah buku yang mendeskripsikan keadaan suatu naskah dengan lengkap, umpamanya ukuran naskah, jumlah halaman, kolofon, serta ringkasan isi. Contoh katalog yang seperti ini adalah katalog koleksi naskah melayu museum pusat (1972) dan ronkel (1909).

b.      Katalog yang Berupa Daftar
Katalog yang berupa daftar karena di dalamnya hanya disebutkan judul naskah dan tempat penyimpanannya. Contoh katalognya seperti yang disusun oleh joseph howard.
Bukan hanya katalog yang dapat ipakai untuk mengiventarisasi jumlah dan tempat-tempat penyimpanan naskah, melainkan juga daftar naskah yang dimilikioleh berbagai perpustakaan dan museum. Biasanya suatu perpustakaan atau museum sudah mendaftarkan koleksi naskah yang menjadi miliknya. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 5.3).

4.      Munculnya Teks
Menurut de hann, bahwa proses terjadinya teks ada beberapa kemungkinan, yaitu:
a.       aslinya ada dalam ingatan pengarang. Apabila orang ingin memiliki teks itu, ia dapat menulisnya melalui dikte. Tiap kali teks diturunkan bisa bervariasi. Perbedaan teks adalah bukti dari berbagai pelaksanaan penurunan dan perkembangan cerita sepanjang hidup pengarang.
b.      Aslinya adalah teks tertulis merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan kebebasan seni. Dalam hubungan ini, ada kemungkinan bahwa aslinya disalin begitu saja dengan tambahan seperlunya. Kemungkinan lain ialah aslinya disalin, dipinjam, diwarisi, atau dicuri.
c.       Aslinya merupakan teks yang tidak memungkinkan untuk diadakan penyempurnaan karena pengarangnya telah menentukan pilihan kata yang ketat dalam bentuk literer. Dalam hal semacam ini biasanya terdapat dalam teks-teks keagamaan. (Lubis, 1996: 29).


5.      Mekanisme Transmisi Teks
Proses penurunan (transmision) sebuah teks dapat dibedakan ke dalam dua cara: Transmisi teks melalui penyalinan dan transmisi teks melalui penyaduran.
a.       Transmisi teks melalui penyalinan dalam arti teks sebuah naskah diturunkan ke dalam naskah lainnya dengan cara penulisan kembali teks tanpa merubah bahasa, aksara, dan bentuk teks yang digunakan dalam naskah sebelumnya.
b.      Transmisi teks melalui penyaduran dalam arti teks sebuah naskah diturunkan ke dalam naskah lainnya dengan cara penggubahan kembali teks ke dalam bahasa, aksara, dan atau bentuk teks yang berbeda dari naskah sebelumnya. (http://bujanggamanik.blogsome.com/2007/10/17/transmisi-teks-dalam-sebuah-naskah/)

6.      Jenis dan Bentuk-bentuk Aksara Kuno

a.       Aksara Arab Melayu( Jawi)
Menurut Liaw Yock Fang(1991,jilid 1 dan 2), naskah melayu dapat di klafikasikan menjadi sepuluh kelompok yaitu: kesustraan rakyat, epos india dan sastra wayang, cerita panji, kesustraan zaman islam,cerita berbingkai, sastra kitab, sastra sejarah, undang- undang melayu, dan pantu serta syair.Dari masing-masing kelompok sastra melayu memiliki karya –karya puncak atau karya yang populer di masyarakat pendukungnya.
b.      Aksara Batak
Aksara batak di tulis diatas bahan atau naskah yang beragam. Naskah batak yang terkenal disebut pustaha yang bearti buku, bentuknya seperti buku yang lembarannya bersambungan dan dilipat-lipat seperti sebuah akordeon.Bahan utama naskah adalah kayu alim,bambu betung, rotan , tulang binatang, kulit binatang ,dan kertas.
c.       Aksara Jawa
Alas naskahnya di buat dari lontar  sejenis pohon palma. Alat tulisnya disebut pengutik,sedangkan tintanya di buat dari minyak kemiri.Selain lontar naskah jawa juga di tulis diatas kertas yang di buat dari bahan khusus kulit pohon. Isi naskah jawa berupa perkembangan kebudayaan agama hindu, budha dan islam. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 3.27).






PENUTUP

1.        Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat pemakalah simpulkan:

a.       Kodikologi
Kodikologi mempelajari seluk beluk semua aspek naskah, antra lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis naskah.
b.      Tesktologi
Tekstologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk dalam teks meliputi meneliti penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan pemahamannya. Dengan menyelidiki sejarah teks suatu karya.
c.       Paleografi
Paleografi adalah ilmu yang membicarakan tentang berbagai tulisan kuno di atas batu, logam, atau bahan lainnya.
d.      Jenis Alas Naskah
Menurut jumsari jusuf yang dikutup mulyadi (1994:44), naskah-naskah di indonesia menggunakan alas atau bahan dari kertas dawulang (dluwang), daun lontar, daun rupah, kulit kayu, bambu, dan rotan. Pada waktu dahulu sebagian tulisan diabadikan pada tonggak batu, lempengan tembaga atau emas (biasanya disebut prasasti). Karena bahan lontar, bambu, nipah, dan kulit kayu yang mudah rapuh, tulisan-tulisan yang terdapat dalam bahan itu kemudian disalin kembali pada kertas.
e.       Katalogus
Katalogus adalah buku yang berisi berbagai judul naskah yang ada dalam suatu koleksi.

f.       Skiptorium
Skiptorium adalah tempat di mana naskah-naskah manuskrip disalin oleh para juru tulis.
g.      Proses Munculnya Teks
1)      aslinya ada dalam ingatan pengarang.
2)      Aslinya adalah teks tertulis merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan kebebasan seni.
3)      Aslinya merupakan teks yang tidak memungkinkan untuk diadakan penyempurnaan karena pengarangnya telah menentukan pilihan kata yang ketat dalam bentuk literer.

h.      Mekanisme Transmisi Teks
Proses penurunan (transmision) sebuah teks dapat dibedakan ke dalam dua cara: Transmisi teks melalui penyalinan dan transmisi teks melalui penyaduran.

i.        Jenis dan Bentuk-bentuk Aksara Kuno
Jenis aksara kuno seperti, aksara arab melayu, aksara jawa, aksara batak, dan lain-lain.

2.        Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu  kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa pemakalah harapkan, yang nantinya dapat dijadikan sebagai titian usaha perbaikan lebih lanjut.





DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Nabilah. 1996. Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah.
Yudiafi, Siti Zahra dan Mu’jizah. 2001. Filologi. Jakarta: Universitas Terbuka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar