Kamis, 05 Juni 2014

Masyarakat Dan Lingkungan (Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan )



MAKALAH ANTROPOLOGI
Tentang
MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN (PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN )
Oleh:
Elvi Susanti                 : 110.066
Darmawati                  : 110.044
                                                 Gimin Saputra             : 110.084
Parjoko Rustam           : 110.083

Dosen pembimbing:
Lisna Sandora M. pd
Andi Rosadi M. Hum

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI-A)
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1432 H / 2011 M
A.    Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kehidupan sosial manusia saling membutuhkan antara manusia yang satu dengan manusia lain untuk hidup bersama dalam suatu kesatuan sosial. Masing-masing individu hidup saling tolong menolong dalam bermasyarakat. Kehidupan antar masyarakat dalam suatu lingkungan dengan lingkungan lain akan berbeda, perbedaan ini dipengaruhi oleh perbedaan budaya masing-masing lingkungan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tata pergaulan antar masyarakat, tradisi masing-masing lingkungan, dan letak geografisnya. Di indonesia umumnya masyarakat terbagi dua yaitu masyarakat kota dan masyarakat desa. Dalam kehidupan masyarakat kota dan desa mempunyai perbedaan yang bertolak belakang dalam bidang sosial kemasyarakatan dan adat-istiadat. Hal ini sangat menarik untuk dibahas dalam makalah ini, khususnya tentang perbedaan antara masyarakat desa dan kota. sehingga muncul pertanyaan dari pemakalah, “apa perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan ditinjau dari berbagai aspek?”.
Adapun jawaban serta pembahasan tentang perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan akan pemakalah paparkan pada pembahasan selanjutnya.

B.     Masyarakat dan Lingkungan

1.      Masyarakat
a.       Pengertian Masyarakat
Masyarakat berasal dari bahasa arab syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. (Sandora, 2010: 133)
 Ada beberapa pengertian masyarakat menurut pendapat para ahli,
1)        Selo sumarjan, 1974. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
2)        Koentjaraningrat, 1994. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
3)        Ralph linton, 1968. Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggab sebagai satu kesatuan sosial.
Dapat diambil kesimpulan bahwa  masyarakat adalah orang yang hidup berintekrasi dan saling berkeja sama dalam waktu yang relatif lama yang mampu membuat keteraturan hidup serta menghasilkan kebudayaan.
b.      Unsur-unsur Masyarakat

1)        Kategori Sosial
Kategori sosial adalah pengelompokkan anggota-anggota masyarakat baik yang terbentuk dengan sendirinya secara alamiah, maupun yang sengaja dibentuk oleh aturan-aturan tertentu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Contohnya pada suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada kategori warga warga diatas umur 18 tahun, dan kategori warga berumur dibawah 18 tahun, dengan maksud untuk memebedakan antar warga negara yang berhak memilih dan tidak memilih dalam pemilihan umum.
2)        Golongan Sosial
Golongan atau pelapisan sosial ( social stratification ) diartikan sebagai pembedaan antar warga di masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Setiap lapisan disebut “strara sosial” menurut Pitirim A.Sorokin pengertian pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (Hirarkis).


Dalam  pembentukan pelapisan sosial tedapat ukuran dasar seperti:
a)    Kekayaan
Kekayaan merupakan ukuran yang digunakan sebagai ukuran strata sosial seseorang. Semakain banyak materi kekayaan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi strata sosialnya. Contoh : Villa, Mobil, Tabungan dan lain-lain.
b)   Kehormatan
Ukuran kehormatan nampak jelas pada masyarakat tradisional, mereka sangat menghormati orang-orang yang pernah berjasa kepada masyarakat, orang tua dan orang yang berbudi luhur. Dalam pelapisan sosial masyarakat orang-orang yang di hormati akan menempati lapisan sosial atas.
c)     Kekuasaan dan wewenang
Jika seseorang memiliki kekuasaan dan wewenang  maka ia akan menempati lapisan sosial tertinggi. Contoh : Bupati, Kepala desa dan lain-lain.
d)   Ilmu pengetahuan
Ukuran ini dipakai oleh para anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetauan. Jika seseorang itu memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan menguasai ilmu pengetahuan, maka ia akan menempati lapisan sosial yang tinggi di dalam masyarakat. Contoh, guru, profesor, dokter dan lain-lain. (http://badaiblues.wordpress.com/2011/05/27/unsur-unsur-masyarakat/)




3)        Kelompok Sosial
Kelompok sosial atau sosial grup dapat diartikan sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antar mereka, dimana hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik  yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Sebagai makhluk sosial manusia akan selalu hidup dalam kelompok-kelompok tertentu. Hal itu karena adanya kenyataan bahwa upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya akan lebih produktif diperoleh dalam kehidupan berkelompok.
Sosiologi melihat bentuk-bentuk kelompok manusia dalam beberapa kategori berikut ini.
a)      Dilihat Menurut Besar atau Banyaknya Anggota Kelompok
Ø  Kelompok sosial yang kecil, antara lain keluarga inti atau keluarga batih.
Ø  Kelompok sosial yang besar, seperti keluarga luas atau marga, bangsa dan negara.
b)      Dilihat Menurut Proses Terbentuknya
Ø  Kelompok semu, biasanya disebut khalayak ramai, proses terbentuknya bersifat sementara karena terkait oleh kepentingan sesaat dan tidak terorganisir.
Ø  Kelompok nyata yang biasa disebut organisasi. Sesuai dengan bentuknya yang nyata kehadirannya selalu konstan dan tetap. Umumnya dibentuk secara terorganisasi, untuk kepentingan tertentu.



c)      Dilihat Menurut Erat-Tidaknya Ikatan  Kelompok
Ø  Kelompok Paguyuban
Guyub artinya akur atau bersama. Kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa atau masyarakat komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat. Ikatan ini didasari oleh rasa kesetiakawanan sosial dan kegotong-royongan yang sangat kuat. Begitu kuatnya sehingga nyaris bersifat Irasional, diluar perhitungan untung-rugi.
Ø  Kelompok patembayan
Apabila kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa, maka kelompok patembayan sering dikaitkan dengan masyarakat kota. Kelompok patembayan sengaja dibentuk dan diorganisasi oleh sejumlah orang untuk memenuhi kepentingan tertentu. Misalnya dibidang ekonomi, profesi, dan politik. (http://badaiblues.wordpress.com/2011/05/27/unsur-unsur-masyarakat/).
4)        Perkumpulan
Suatu kelompok atau grup juga merupakan suatu masyarakat kerena memiliki syarat-syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya adat istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya. Namun disamping syarat yang tiga tadi suatu kesatuan manusia yang disebut kelompok juga memiliki syarat tambahan yaitu organisasi, sitem pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu dengan masa-masa yang secara berulang berkumpul dan yang kemudian bubar lagi.
Kedua ciri khas tersebut sebenarnya juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling besar masa kini yaitu Negara. Namun istilah kelompok tidak dikenakan kepada Negara. Tidak pernah orang berbicara tentang “Kelompok Indonesia” apabila yang dimaksud adalah negara RI. Karena kelompok itu lebih kecil dari pada suatu Negara.
Adapun kota dan desa yang mempunyai organisasi dan sistem pimpinan, tetapi suatu desa atau kota pun tidak bisa disebut kelompok. Tidak pernah kita orang berbicara tentang “Kelompok Padang”, atau “Kelompok Riau”. Hal ini desebabkan karena ciri lokasi bukan ciri khas dari kelompok. Memang ada kelompok-kelompok mempunyai lokasi tertentu seperti Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSBIM) yang berlokasi di Yogyakarta. Sebaliknya ada kelompok-kelompok yang tidak memiliki lokasi tertentu, seperti suatu kelompok kekerabatan.  (Koentjaraningrat, 2000 : 154-155).

c.       Wujud Kolektif Manusia
Kesatuan hidup manusia dalam masyarakat juga dapat disebabkan oleh adanya lapisan-lapisan sosial yang berbeda secara horizontal. Warga dari suatu masyarakat bahkan negara dapat digolongkan kedalam golongan seperti petani, buruh, pedagang, pegawai perentihan, bangsawan, dan lain sebagianya, yang masing-masing mempunyai pola tingkah laku, adat istiadat, dan gaya hidup yang berbeda.
Salah satu contoh yang membedakan adalah sukub bangsa dengan suku bangsa lainnya. Karena suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas dan percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka.
Adapun keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan oleh:
1)        Perbedaan ras asal.
2)        Perbedaan lingkungan geografis.
3)        Perbedaan latar belakang sejarah.
4)        Perkembangan daerah.
5)        Perbedaan agama atau kepercayaan.
6)        Kemampuan beradaptasi atau menyesuaikan diri. (Sandora, 2010: 120-125).

2.      Lingkungan
a.       Pengertian Lingkungan
Menurut St. Munajat Danusaputra : Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. (http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html)
Menurut Ahmad (1987: 3) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Menurut Emil Salim, Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Sedangkan menurut pemakalah lingkungan hidup adalah tempat tinggal manusia, dimana terdapat tujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia.

b.      Jenis-jenis Lingkungan Hidup

1)        Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
2)         Lingkungan Hidup Buatan
Lingkungan hidup buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
3)         Lingkungan Hidup Sosial
Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung. (http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup menurut.html).
3.      Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Masyarakat desa adalah masyarakat yang bertempat tinggal didesa dan hidup dalam kesederhanaan, mata pencaharian mereka secara garis besar dengan bertani seperti bercocok tanam di ladang atau disawah. Sedangkan masyarakat kota adalah masyarakat yang berpola pikir maju baik dalam pendidikan, ekonomi dan pembangunan. Masyarakat kota umumnya berstatus bukan petani tetapi sebagai pengusaha.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan. Masyarakat desa mrnyelesaikan masalah dengan musyawarah. Sedangkan, di kota dalam penyelesaian masalah dengan tindakan yang anarkis.
Pada masyarakat desa lebih mempunyai sistem komunikasi non formal, berbeda dengan masyarakat kota yang mempunyai sistem komunikasi formal, hal itu disebabkan oleh perbedaan interaksi antara individu pada masyarakat kota lebih bersifat profesional, sedangkan pada masyarakat desa lebih cenderung kepercakapan umum (sehari - hari).
Masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan lebih bersifat individual, yang jauh berbeda dengan masyarakat desa yang masih mempunyai jiwa kebersamaan atau gotong royong. Serta masyarakat desa memilki sifat ketentraman seperti apa yuang dikatakan oleh Boeke: “desa itu bukan tempat untuk bekerja, tetapi tempat ketentraman dan ketentraman itu adalah pada hakekatnya hidup yang sebenarnya bagi orang timur”. (Sajogyo dan Pudjiwati, 1988: 34)
Masyarakat kota lebih mempunyai pekerjaan yang beragam contohnya: pengacara, pekerja pabrik (buruh), dokter, dll. Sedangkan pada masyarakat desa mempunyai pekerjaan yang kurang beragam, dan lebih mengandalkan pekerjaannya pada hasil alam contohnya: petani, nelayan. Berbeda dengan masyarakat kota yang perkejaannya lebih mengandalkan tekhnologi dan ilmu pengetahuan yang saat ini sudah sangat maju perkembangannya. (koentjaraningrat, 1984: 1-3)
Pada masyarakat desa sistem adat masih dipegang teguh, serta pola pemikirannya dalam menyikapi suatu persoalan lebih cenderung mengkaitkan dengan hal-hal yang bersifat mistik, berbeda dengan masyarakat kota yang pola pemikirannya lebih mengandalkan logika dan ilmu pengetahuan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka.



Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
a.       Sederhana
b.      Mudah curiga
c.       Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
d.      Mempunyai sifat kekeluargaan
e.       Lugas atau berbicara apa adanya
f.       Tertutup dalam hal keuangan mereka
g.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
h.      Menghargai orang lain
i.        Demokratis dan religius
Ciri-ciri Masyarakat desa :
a.       Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
c.       Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
d.      Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
e.       Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
f.       Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
g.      Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
h.      Jika berjanji, akan selalu diingat.
Sedangkan cara beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. Dalam filsafat minang di katakan “kato nan ampek”, mandaki, manurun, mandata, dan malereang. Maksudnya, orang yang tua dihormati, sama besar saling menghargai serta yang kecil disayangi.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
a.       Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
b.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
c.       Di Kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
d.      Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
e.       Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka. (http://lorentfebrian.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/)
     
C.     Penutup

1.      Kesimpulan
a.       Masyarakat
Masyarakat adalah orang yang hidup berinterakasi dan saling berkeja sama dalam waktu yang relatif lama yang mampu membuat keteraturan hidup serta menghasilkan kebudayaan.
Dalam pembahasan ini masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu masyarakat desa dan kota yang mempunyai perbedaan dalam bidang sosial kemasyarakatan, agama dan adat-istiadat. Perbadaan itu dapat dilihat pada ciri-ciri sebagai berikut.

Ciri-ciri masyarakat desa

1)        Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2)        Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3)        Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4)        Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
5)        Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
6)        Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7)        Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
8)        Jika berjanji, akan selalu diingat

Ciri-ciri masyarakat kota
1)      Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2)      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
3)      Di Kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4)      Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5)      Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Dari ciri-ciri diatas dapat diketahui bahwa perbedaan antara masyarakat desa dan kota adalah terlihat pada kehidupan sosial kemasyarakatan, keagamaan, dan adat-istiadat.
b.      Lingkungan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

2.      Saran
Dalam pembahasan ini, pemakalah hanya membahas tentang perbedaan antara masyarakat desa dan kota. Pembahasan ini kami angkat untuk menambah wawasan kita dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu pemakalah mengharapkan kepada pembaca supaya dapat membahas tentang kehidupan masyarakat yang lainnya.




D.    Daftar Pusataka

Sandora, Lisna. 2010. Dasar-Dasar Antropologi. Padang: IAIN IB Press.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_______.1984. Masyarakat Desa Di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 1988. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar